Sabtu, 17 Desember 2011

MENGELOLA KEUANGAN PRIBADI DENGAN PEMRORITASAN KEBUTUHAN

Uang, uang dan uang. Ini selalu menjadi masalah orang pribadi ataupun keluarga ialah cara mengatur keuangan yang baik dan benar. Uang itu bukan segalanya, tetapi siapa sih yang tidak butuh uang zaman sekarang ini? Untuk itu kita harus pintar dalam mengatur keuangan pribadi.

Banyak orang bilang uang raja dunia, hidup bisa tenang jika ada uang, namun bukan tujuan hidup untuk uang
Sebegitu urgen dan besarnya pengaruh uang dalam kehidupan manusia sehingga dikatakan sebagai raja dunia dan obat penenang hati manusia. Seluruh lini kehidupan tidak ada yang tidak bersentuhan dengan uang bahkan dengan kehebatannya, uang bisa menjadi sumber kebaikan dan juga sumber kejahatan : Agama bisa berkembang karena uang, negara pesat cemerlang juga karena uang namun tak jarang juga nyawa melayang karena uang. Di samping itu juga segala amal perbuatan baik dan buruk bisa lahir karena uang : Mulia, amanah, ekonomis, seraka, pelit , boros dan sebagainya.
Dari sini Jelaslah sudah bahwa uang tidak menjadi baik dan buruk dengan sendirinya, namun tergantung kepada pemiliknya ; jika mampu mengoperasikannya dengan baik maka uang akan menjadi baik dan juga sebaliknya.
Lalu bagaimanakah agar uang yang kita milki ini bisa menjadi baik dan mengajak kepada perbuatan yang baik? Tentunya diawali dengan profesionalisme di dalam memanagenya. Bila sudah mampu memanage, maka uang akan tertata rapi dan bisa terhindar dari penyakit hati dan sosial yang dilahirkan dari rahim uang.
             
Mengatur keuangan pribadi merupakan hal yang sulit dilakukan oleh banyak orang pada saat ini, prilaku konsumtif merupakan faktor utama yang menguras keuangan pribadi. Wanita merupakan contoh orang  yang paling konsumtif karena sangat gampang membeli barang-barang yang berlabel diskon dan harga miring.

Tidak asing lagi bila uang saku bulanan sering habis sebelum mendapatkan uang saku dibulan berikutnya, namun habisnya uang saku sebelum waktunya bisa di tangkal dengan cara memprioritaskan kebutuhan utama yang dibeli terlebih dahulu.

Memprioritaskan kebutuhan utama merupakan cara yang ampuh agar kita mampu memiliki uang lebih yang tidak cepat habis, jadi kita harus tahu mana yang kebutuhan utama dan bukan. Kebutuhan utama merupakan sesuatu yang wajib dipenuhi pada saat tertentu, jadi kebuthan utama harus dipenuhi.

Kebutuhan utama banyak setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Cara menentukan  sesuatu merupakan kebutuhan utama atau tidak adalah kita harus tahu barang yang ingin dibeli memang sedang diperlukan atau tidak, contohnya ketika kita ingin membeli tas harus tahu apakah kita memang benar-benar dibutuhkan atau tidak bila kita masih memiliki tas yang layak mengapa harus membeli tas? Dengan tidak membeli tas maka uang kita tidak akan keluar.

Memprioritaskan kebutuhan akan membuat uang kita memiliki uang yang lebih sehingga bisa ditabung untuk barang yang ingin dimiliki.

Di antara tips-tips memanage uang adalah sebagai berikut :
Mengedepankan yang primer
Tentunya kita semua sudah mengetahui istilah primer sekunder dan tersier, namun belum tentu bisa memilah mana yang lebih harus dikedepankan dan dipentingkan, sehingga terhindar dari bahaya yang tidak kita
inginkan : Kekurangan uang dan pinjam kepada orang lain.
Kebutuhan primer setiap orang sama : Sandang, pangan dan papan. Jika ketiga kebutuhan ini telah terpenuhi, maka bolehlah kita melirik kepada kebutuhan sekunder yang bahkan bisa bergeser kepada kebutuhan primer seperti biaya sekolah anak.

Tidak membelanjakan sesuatu yang tidak penting
Sudah sering kita dengar bahwa orang yang membelanjakan sesuatu yang tidak bermanfaat (mubadzdzirin) adalah saudara syeitan, yups!….sangat benar sekali ungkapan tersebut, bahkan di samping saudaranya syeitan juga merupakan tanda kebodohan seseorang akan dirinya sendiri, karena tidak bisa mengetahui dengan baik apa yang dibutuhkan sehingga membelanjakan uang sembarangan tanpa memperhitungkan kebutuhannya dan manfaat barang yang telah dibelinya. So kalau shopping harus difilter dulu ya!…….

Tidak membelanjakan sesuatu yang hanya bermanfaat bagi pribadi tapi berbahaya bagi orang lain
Egoislah yang tepat disandangkan pada orang yang hanya melihat manfaat pribadi sementara orang lain tidak dihiraukan. Dalam kehidupan seringkali kita menjumpai aktifitas seperti ini, contohnya membeli kucing peliharaan (bagi pecinta hewan ), sementara di sampingnya ada orang yang alergi dengan kucing.
Memang itu adalah hak pemilik uang untuk membelanjakan uangnya namun juga di sisi lain ada hak sosial yang harus diperhatikan, karena meskipun kucing yang dibelinya sangat berarti dan bermanfaat baginya, namun jika ada teman yang alergi dengan kucing, maka uang yang kita belanjakan bukan membawa kepada kebaikan malah justeru membawa kepada kejahatan.

Menghitung pemasukan dan pengeluaran
“Besar pasak daripada tiang”, sebuah pepatah yang sudah biasa terdengar semenjak duduk di Sekolah Dasar, hanya mendengar namun tidak faham hakikatnya.
Sebagai manusia yang sudah dewasa tentunya harus sudah dapat memetik hikmah daripada kata pepatah ini : Menyesuaikan pemasukan dengan pengeluaran, jangan sampai pengeluaran lebih besar daripada pemasukan, kenapa? Sudah barang tentu kita semua bisa mengetahui dampak negatifnya jika tidak bisa mengukur pengeluaran dengan pemasukan.
Jika pasak lebih besar daripada tiang yang terjadi adalah roboh dan ambruk begitu juga jika pengeluaran lebih besar daripada pemasukan, maka ekonomi akan hancur dan rugi.

Menabung
Dalam kehidupan tak jarang datang musibah yang tak diundang, mau tak mau kita harus menerimanya dengan lapang dada. Alangkah sangat kebetulan jika musibah datang dan kebutuhannya sudah dipersiapkan, bila tidak ada apa yang harus dilakukan?
Jika hati tetap terkontrol maka usaha halal dan bekerja keras adalah solusi terbaik, namun jika hati gelap segala cara akan dihalalkan. So sedia selalu payung sebelum hujan.

Jangan banyak berutang
Bisa dikatakan bahwa utang adalah akibat dari tidak adanya profesionalisme dalam memanage uang, namun tidak juga demikian, karena terkadang kita sudah memanage dengan baik, tiba-tiba ada keperluan yang membutuhkan uang dalam jumlah lebih banyak dari yang telah kita simpan, mau tidak mau di antara solusinya adalah pinjam kepada orang lain.
Utang piutang boleh-boleh saja karena ia juga merupakan refleksi dari tolong menolong dan kerjasama sosial, namun juga jangan disalahgunakan karena akan berakibat fatal apalagi jika mendarah daging dan menjadi kebiasaan . Orang yang sudah terlilit utang, akan sangat sulit terlepas dari lilitan tersebut kecuali ada usaha keras, karena orang yang berutang biasanya menutupi utangnya dengan berutang kepada orang lain, makanya hindarilah berutang semampu kita agar diri terhindar dari penyakit sosial dan penyakit hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar